Selamat Datang :

Engkau Yang Pergi Tuk Seamanya

Hidupku serasa terampas
hilang semangat dan gairah diriku,
Cinta... mengapa begitu cepat engkau pergi
mengapa begitu cepat waktu memisahkanku dengan mu

Cinta...andai kau tau aku disini masih sering menunggumu
walau aku tau kau tak akan pernah tuk kembali
biarlah, angap saja aku bernostalgia dengan waktu
mengbadikan bayang mu disisiku,

Waktu terasa lamaku jalani
menyiksaku dalam kesendirianku
setelah kepergianmu, cinta
aku rindu akan bertemu dengan mu cinta

Cinta aku ingin kembali kemasalalu
kemasa dimana aku bisa mengulang saat dima aku bercinta denganmu
tapi cinta itu mustahil bagiku

cinta hadirkankan kehangatan mu disisiku
agar aku tak sepi
walau kau telah tak bisa ku pandang dan kupeluk lagi cinta



{[['']]}

Pundi Pundi Dosa

Siang membentang
malam  terhampar
begitujuga dengan hamparan peruntungan


Sipetarung ulung
mengadu nasip
unutng ajika beruntung

Telah bersatu baginya
siang dan malam
ulah sibuk dipelataran

hamparan judi
dengan segelas kopi
dan kumpulan asap membekap

Andai kata Umurnya lupa padanya
Berangkat kemana Kiranya dai

Surga akan pasti menolaknya.
Lalu neraka bersorak memangil
disini ada semua judi
kemarilah datanglah
bawa dosamu.


{[['']]}

Bisikan Cinta Pertama

Cinta itu berbisik ...
menggamin setia sebuah kasih abadi.
Bertaut dalam sudut hati
yang jauhnya sukar aku jangkau ...
Aku terpesona dengan ciptaan ilahi
sebentar aku hilang dalam lamunan ...
Tersentak aku hiba
terkilan rasa dihati
saat tersadar aku dalam dilamunan
dalam bisikan cinta ...

adakah dosa bagiku yang allah ...
Aku dibui pesona wajahnya...
Terdetik rasa khilaf
aku membuka mata ...
Namun gelora jiwa ini terus membadai
membawa helan cinta
yang aku sendiri tidak memahami
kebenarannya ...

Ya Allah ....
Andai cinta ini anugerahmu

andai cinta ini bisikan darimu

andai cinta ini milikku

peliharalah hatiku dan hatinya

agar cinta ini bersemi

diatas landasan perjuangan islam ..

.
{[['']]}

Cerita Rinduku

Aku tak tahu
sudah berapa ribu puisi ku tulis untukmu...
yang aku tau....
aku menulis hampir
semua detak rindu
di nadiku..
Agar kau tau..
bahwa rasaku tetap utuh hanya untukmu..

Masa laluku....
Aku menyebut namamu
atas nama rindu..
aku selalu menghidupkan
kenangan tentangmu
di jiwaku..
Aku menggenggam jemarimu di hayalku...
Aku mengharapkanmu selalu di sisiku...
Rindu...
Bila ada getar menyentuh bulu matamu..
Bila kau mendengar bunyi dering di telingamu..
Bila kau menyangka rasa sedikit gatal di telapak tanganmu..
Bila tak sengaja kau menggigit lidahmu...
atau tersedak dengan makan dan minummu..
Maka saat itu..
Nyakinlah wahai cerita cintaku....
Disini ku sedang mengingatmu...
Merindukanmu....
melukis wajahmu di dinding jiwaku...
Sedang membicarakanmu dengan hatiku....
{[['']]}

Air Mata di tepian Pantai

dipantai agin berhembus kencang
menerpa wajah yang muram
menghantarkan rindu yang mendalam
untuk penantian bidari yang amat panjang

ku terdiam ditemani lamuna ombak
seakan hatiku dibawanya
dihempaskan kesana kemari
diberi harap yang tak pasti
akan cinta yang ku jalani.....

matahari yang akan kembali ke peraduannya
aku tatap ditepi pantai yang sunyi
tak tau akan kemana dia pergi
kutitipkan hati yag luka ini
untuk dibawanya pergi
{[['']]}

ASAL USUL NAGARI MINANGKABAU


Minangkabau yang terletak ± 3 Km sebelah utara kota Batusangkar dan termasuk salah satu dari 5 (lima) Nagari dalam Kecamatan Sungayang, pada mulanya belumlah bernama Nagari Minangkabau, akan tetapi bernama Rona.
Diperkirakan dalam abad ke-14 datanglah rombongan orang dari Jawa yaitu dari Kerajaan Mojopahit hendak memerintah di daerah ini, salah satu cara untuk memperluas daerah jajarannya diluar pulau jawa. Oleh penduduk waktu itu dimusyawarahkan secara bersama bagaimana caranya ini. Akan dilawan tidak terlawan. Kebetulan waktu itu ada seorang tua yang bergelar Dt. Nan Tuo yang mempunyai rumah di rumah Nan Ciek. Dt. Nan Tuo ini mempunyai sandaran/persembunyiannya di bukit kepunyaannya sendiri yaitu di Anduriang yang tidak jauh dari rumahnya. Dia ini cerdik cendikiawan, makanya oleh penduduk dia dihormati dan disegani, malah dia dibuatkan oleh penduduk sawah gadang sudah semalam. Masyarakat menjelaskan kepada dia tujuan kedatangan orang dari Kerajaan Mojopahit tersebut yaitu menyuru terka kepada kita beberapa ekor anak itik yang sama warna, bentuk dan besarnya. Mana yang jantan dan mana yang betina, kalau tidak teterka oleh kita maka daerah kita akan diperintah dan dijajahnya, Jawab Dt.Nan Tuo tadi, ambil pasu atau loyang beri air dan makanan dalam pasu tersebut. Mana yang suka merendam/mengalahkan itulah yang jantan dan yang selebihnya betina. Lalu oleh penduduk waktu itu dibawalah anak itik tersebut kepancuran Madok serta diberi makan dalam pasu/loyang yang berisi air. Penduduk menangkap itik yang suka merendam dan mengatakan ini jantan dan yang lainnya ini betina, dan sesuai dengan kejadiannya atau teterkalah oleh penduduk. Keinginannya untuk menjajah sangat kuat sekali, lalu katanya 15 hari lagi kami akan datang.
Benar 15 hari setelah dia kalah datanglah rombongan tersebut dengan membawa sepotong kayu yang sama besarnya dan sulit untuk ditentukan mana ujung dan mana pangkalnya. Orang tersebut menyuruh terka kepada penduduk mana ujung dan mana yang pangkalnya. Penduduk lalu bertanya kembali kepada Dt.Nan Tuo, Jawab Dt.Nan Tuo masukkan kayu tersebut kedalam air, mana bagian yang membenam itulah pangkalnya dan yang terapung itulah ujungnya, atua ikat dengan benang ditengahnya. Lalu penduduk meminta kepada rombongan tersebut mana kayunya serta melaksanakan seperti yang disuruh oleh Dt.Nan Tuo serta mengatakan ini pangkalnya dan ini ujungnya. Teterka lagi oleh penduduk. Rombongan tersebut sekarang tambah kesal lagi sehingga dia mengatakan kami tak senang dan tak mau kalah kami akan datang lagi 15 hari mendatang dangan membawa orang yang paling tinggi dan akan kita uji mana yang paling tinggi itulah yang menang. Sepeninggal rombongan itu penduduk lalu menyampaikan kepada Dt.Nan Tuo. Kata Dt.Nan Tuo cari rumpun bambu yang dipinggir jalan dan bersihkan jalannya kesana kemudian kemudian letakkan periuk pada pucuk rebungnya. Oleh penduduk apa yang dikatakan oleh Dt.Nan Tuo itu lalu dicari dan dilaksanakan. Memang 15 hari sesudah kalahnya dia itu rombongan datang lagi. Maka oleh penduduk dibawa orang yang paling tinggi tersebut ketempat periuk yang digantungkan tadi dan disuruh dia mengambilnya, dan dikatakan oleh penduduk orang tertinggi kami baru saja pergi lihatlah sapah sirihnya baru, lalu dicoba oleh orang tertinggi mereka mengambil periuk diatas bambu tersebut dan tidak terjangkau/terambil, maka kalahlah dia. Akhirnya rombongan tersebut semakin kesal dan mengatakan 15 hari lagi kami akan datang kesini dengan membawa kerbau besar untuk diadu dengan kerbau disini.
Sepeninggal rombongan tersebut penduduk pergi menyampaikan kepada Dt. Nan Tuo, dan jawab Dt. Nan Tuo cari anak kerbau yang sedang erat menyusu, buat tanduk dari besi seperti taji dan asah tajam-tajam dan ikatkan erat-erat dikepala anak kerbau itu nanti sehingga tidak akan mungkin untuk tanggal walaupun anak kerbau itu berlari. Tanduk ini dipasang diwaktu akan bertanding nanti. Tanduk sudah disiapkan dan anak kerbau tersebut adalah anak kerbau Dt. Pamuncak Majo Basa. Kemudian dicari dan dimusyawarahkan dimana tempat mengadu kerbau nanti. Dapatlah kesepakatan tempat mengadu kerbau itu nanti di balai-balai sidusun yang tidak jauh dari lokasi Dt.Nan Tuo tersebut. Seminggu menjelang hari kerbau itu diadu anak kerbau beserta induknya dipindahkan tempatnya kedekat lokasi serta disembunyikan tempatnya dan diinanglah atau dipeliharahlah oleh orang yang telah ditetapkan.
Tiga hari menjelang hari yang telah ditetapkan kerbau ini dipisahkan dari induknya dan tidak dibolehkan dia menyusu kepada induknya, tetapi makan dan air tetap disiapkan dan dipelihara/dijaga. Pagi hari di hari ke 15 datanglah rombongan orang jawa tersebut (Kerajaan Mojopahit) dengan membawa seekor kerbau betina yang besar dan minta dicarikan lawan kerbaunya kepada penduduk. Lalu kerbau besar dan rombongannya itu dibawalah ketempat yang telah disiapkan yaitu di Balai-balai sidusun. Kemudian anak kerbau kita yang telah diinang tiga hari tersebut dipasangkan tanduk dari besi yang ditajamkan serta diikatkan denga erat-erat ke kepala anak kerbau tersebut sehingga tidak akan tanggal walaupun anak kerbau tersebut berlari. Penduduk mengiringkannya secara bersama-sama,setelah kedua kerbau itu tiba dibalai-balai sidusun penduduk sudah ramai mengelilinginy. Rombongan orang jawa dengan bangga dahulu melepaskan kerbau besarnya dan menganggap enteng kerbau kecil. Kemudian anak kerbau kecil kita kepunyaan Dt. Pamuncak Majo Basa yang telah tiga hari tidak dapat air susu induknya karena diinang (ditanggung) dilipaskan. Penduduk kita sangat cemas melihat besar kerbau betina itu, karena tidak sebanding rasanya ukuran badannya.
Setelah dilepaskan anak kerbau kecil kita selalu kebelakang induk kerbau besar itu. Apalagi dia sudah haus ingin menyusu dan yang dihadapinya ini adalah induk kerbau besar. Kerbau betina itu kewalahan menghadapi kerbau kecil kita, setiap ingin menyusu tanduk dari besi yang tajam itu selalu merobek bawah perutnya, oleh karena tidak tertahan lagi serta darah mulai bercucuran, larilah induk kerbau itu kearah barat melalui Bato Poro lari sepanjang jalan raya. Tiba ditembok ketek dia menyimpang kepersawahan menuju arah Pagaruyung. Orang mengiringkan semakin bertambah ramai, seolah-olah seperti ramainya dibalai. Sawah tersebut sekarang disebut Sawah Balai, kemudian kerbau tersebut terus menuju ke Pagaruyung. Agar jangan sampai dia lari terlalu jauh, lalu kerbau itu dihambat orang (dihalangi orang,sehingga dia tidak jadi lari kepagaruyung).
Sawah tempat menghambat kerbau itu sekarang bernama Sawah Siambek. Kerbau itu lari kembali keatas kearah jalan raya dan selalu diikuti orang ramai, sehingga sudah banyak yang tinggal-tinggal terompa (sandal) atau sepatunya sehingga lokasi tempat terompa/sepatu banyak tinggal itu sekarang dinamakan dengan Sawah Sepatu.
Disebuah kebun dekat jalan raya kerbau itu mengamuk atau mulai melawan atau naik bagaknya. Lokasi tersebut sekarang bernama Parak Bagak. Kerbau itu terus lari menelusuri jalan raya manuju Batusangkar. Disuatu daerah perut panjang kerbau itu sudah mulai keluar dan daerah tersubut sekarang bernama Koto Panjang. Kerbau itu terus berlari dan isi perutnya makin bertampah banyak keluar. Daerah itu sekarang bernama Simpurut. Dari simpurut ini kerbau itu terus lari kearah utara, oleh karena kekuatannya semakin menurun dan lemah akhirnya kerbau tersebut terjatuh dan tak bisa lari lagi dan disembililah disana dan serta dikelupaskan kulitnya atau jangatnya. Tempat itu sekarang bernama Sijange. Tanduk kerbau betina yang besar yang telah kalah itu diambil yang sebelah kanannya untuk sebagai bukti kemenangan atau menangnya kerbau kita, dan yang sebelah kirinya dibawa kembali kejawa sebagai bukti kekalahannya. Tanduk kerbau yang kalah tersebut sekarang masih dapat dilihat yaitu dirumah gadang Dt.Majo Basa karena yang punya anak kerbau kecil penyebab kemenangan dahulu itu adalah milik dia bersama kaumnya.
Semenjak kejadian tersebut daerah pemukiman penduduk berobah namanya menjadi Nagari Miang Kabau. Akhirnya berobah sedikit logat menjadi Minangkerbau.
Demikianlah asal usul daerah pemukiman penduduk ini menjadi Nagari Minangkabau.
{[['']]}

MENCOBA SABAR

     Mungkin cacian dan comooh telah begitu melekat pada diriku, mungkin karena aku orang miskin, mungkin juga karena aku bukan lah orang yang pintar.
    Semenjak aku kecil aku telah mencoba mengunyah semu caci dn maki yang aku terima, namun begitu aku tak pernah merasa dendam dengan apa yang mereka ucapkan, aku terus mencoba untuk berusaha membalikan keadaan, membuktikan bahwa aku bisa menjadi lebih dari apa yang mereka ucapkan.

               aku teringat seseorang yang telah mencaciku mengatakan aku seperti keong yang tak akan pernah masak walaupun direbus lama, kata seperti ini yang aku terima saat aku masih kecil dan aku belum mengerti apa dari makna kata ini, walau aku belum mengerti tapi ucapan ini sunguh tak pernah aku lupakan kata yang begitu mengiris persaan.

              munggkin memang sampi sekarang aku belum mampu untuk membuktikan seberap aku mampu tuk lepas dari kata itu, kata yang seperti mengutuk hidupku itu, sangat sulit aku rasakan untuk memcoba melepaskan diri dari kat ini saat ini tapi aku tak pernah berhenti mencoba walau begitu banayak rintangaan dana terus melahirkan cacian dari orang-orang yang tak mengerti sebuah perjuanganku.

             tapi setidaknya sekarang walau aku belum mampu lepasa sepenuhnya dari kata itu dan aku belum mampu sepenuhnya terlepas dari cemooh sebagian orang-orang yang tak mengeti itu, tpi aku setidaknya telah membuat seedikit kebanggaan pada ibuku, telah mampu melaharikan sedikit pujin untuk diriku dan itu sellu aku ingat bahwa aku harus menghapus caci dan maki merekada dengan pujian kepadaku .



{[['']]}

CIINTA DAN LUKANYA


Luka ini terlalu menusuk
Setelah kedatanganmu
Lantas dirimu tinggalkan aku
Dengan cintaku pada mu
Aku sekarang layak karang dihempas gelombang
mencoba tegar dan bertahan walau aku tau kan hancur nantinya,
Aku sekarang bagai buih ditengah samudra
terombang ambing tak tau arah dan tujuan tuk kembali
Cintaku tulus dan tak semu
hingga semua burung disana tau kabar beritanya
Cintaku tulus dan pernah memandang untung ruginya
tapi kenapa tak terbayan dimatamu
Kini aku terlalu hancur :
cinta membuat ku jatuh
tak mengerti cara untuk kembali dan bangkit
cinta membuatku bahagia selama ini
tapi kini hancurkan aku dalam gelisah dan gundah
cinta yang selama ini menyapa hati ku agar berbahagia
tapi kini cinta yang buat hati ku menagis terisak-isak dalam ke hampaan
Tak ada lagi pengharapan yang bisa diharap
Semua telah kandas berlalu
Luka yang megiris sangat membekas
Sampai mati kan tetap didalam hati.
{[['']]}

Tak Seharusnya Cinta Itu Hadir

     cinta, itu yang pertamakali menyadarkan ku akan indahnya dunia yang sebelumnya tak pernah aku sadari, bersama cinta aku belajar mengenal betapa indahnya senja, bahkan hujanpun terasa begitu mengesankan bagiku. cinta, pantas banyak orang mengagung agungkan cinta, ternyata memang benar cinta itu sangat indah dan begitu menyenangkan, setiap detik yang berlalu begitu berarti tuk dilupakan..

      tapi kenapa sekarang cinta yang dulu pernah juga aku angung agungkan malah mengiris begitu kejam

     cinta membuat aliran darahku terhenti, "aku dingin disini tampa mu, namun kau tak pedulu lagi"

     ini yang namanya cinta, mungkin sepantasnya aku tak pernah membuka hatiku untuk hal semacam ini, seharusnya aku tak sepantasnya juga ikut mengagung ngangungkan cinta, betapa bodohnya aku

     ini hanya sepengegal awal manis nanmun dibaliknya ada segudang derita dan luka, setidaknya itu yang aku rasa

     cinta yang penuh pengkhianattan,
     cinta yang penuh dusta
     cinta kenapa hanya di awalnya saja yang indah
namun tetap belakanya tak ada yang patut tuk di ingat

     ya memang pantas semua tidak untuk di ingat, semua memang hanya pantas untuk dilupakan tapi aku masih akn berterimakasih karan cinta aku dapat rasakan indahnya dunia, dengan cinta juga aku dapat mengetahui inilah rasanya sakit dan kecewa.
{[['']]}
 
Support : Creating Website | Julian chandra | Mas Template
Copyright © 2011. JULI PHOTOGRAFY - And group
Template Created by julian chandra Published by Julian chandra
Proudly powered by Blogger